Saturday, February 26, 2011

i wanna be a farmer to develop my country


"dalam sektor pertanianlah ditentukan berhasil atau tidaknya upaya-upaya pembangunan ekonomi jangka panjangnya..." (gunnar myrdal, pemenang hadiah nobel ekonomi)

"beban utama pembangunan dan penciptaan lapangan kerja pada akhirnya akan ditanggung olh sektor perekonomian yang bertumpu pada kegiatan-kegiatan pertanian, yakni sektor pedesaan" (francis blanchard, direktur jenderal international labor organization)






semester ini di prodi ku tercinta Ilmu ekonomi studi pembangunan ada matakuliah baru, yaitu ekonomi pertanian. peminatanku pun adalah khusus ekonomi pembangunan. matakuliah ekonomi pertanian merupakan salah satu matakuliah pilihan bebas. tanpa pikir panjang aku langsung mencentangnya di KRS semester ini. dan yap...... semester ini aku belajar ekonomi pertanian. jauh sebelum mengambil matakuliah ini pun sudah tertarik dengan yang namanya "pertanian" khususnya dari sisi ekonominya.

dalam mata kuliah ekonomi pembangunan pada semester 4, ada bab yang membahas tentang pertanian. dalam buku todaro yaitu "pembangunan ekonomi" . membahas tentang TRANSFORMASI PERTANIAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH PEDESAAN. Yang dapat di simpulkan dari membaca buku itu adalah :

1. lebih dari 2 miliar orang di negara dunia ketiga itu hidup dengan bekerja keras menggarap lahan pertaniannya yang kurang memadai hasilnya untuk menunjang kehidupannya sehari-hari.

2. jika suatu negara menghendaki pembangunan yang lancar dan berkesinambungan , maka negara itu harus memulainya dar daerah pedesaan pada umumnya dan sektor pertanian pada khususnya.

3. berdasarkan pengalaman historis negara barat, pembangunan ekonomi identik dengan transformasi struktural yang cepat terhadap perekonomian yang bertumpu pada kegiatan pertanian menjadiindustri modern dan pelayanan masyarakat yang lebih kompleks.

jadi pertanian itu sangat penting ,bukan hanya untuk pembangunan ekonomi, tapi untuk kehidupan kita sehari-hari,jelasnya adalah untuk kelangsungan hidup manusia. jika setiap manusia mampu memproduksi bahan makannya sendiri, tentunya tidak akan terjadi kelangkaan pangan. namun masalahnya adalah, tidak semua orang bisa mengolah dan memiliki lahan produksi.

saya ingat kata-kata dosen saya pada pelajaran perekonomian indonesia, beliau berkata : "negara maju mana yang mengabaikan pertanian.. mulai dari jepang, amerika, dan negar-negara barat lainnya maju adalah karena pertanian"
hanya setalah sukses di sektor pertanian mereka merubah besaran kuota sektor pertanian lebih kecil dibandingkan dengan sektor industri.

yang menjadi pertanyaanku adalah,apakah negara kita latah?? pertanian belum maju sudah beralih ke sektor industri, apakah memang sudah karakter bangsa ini selalu ingin perubahan yang cepat dan ingin diraih dalam jangka pendek.perubahan struktur ini memang bertujuan baik namun sekarang lihatlah bagaimana pertanian di negar kita???
sekarang kita lihat, 70% bangsa indonesia hidup di desa, namun banyak pendduduk desa melakukan urbanisasi. mengharap mendapat pekerjaan yang lebih baik di kota, karena tidak mampu bersaing.... akhirnya terciptakan sektor-sektor informal di kota. apa kabar dengan desanya ? ia membiarkan ibu bapaknya yang menggarap sawah mereka.

banyak anak zaman sekarang berpikir menjadi petani adalah pekerjaan kelas bawah, gaji kecil dan kurang "oke" .
minat para tamatan SMA untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dengan jurusan pertanian lebih sedikit dibandingkan dengan teknik,akutansi,kedokteran,dll. sudahlah sedikitminatnya, yang sudah menjadi sarjana pertanian banyak pula yang lari menjadi banker, duduk manis di BI, dan bank-bank lainnya. kenapa tak berfikir menciptakan inovasi baru untuk meningkatkan sektor pertanian indonesia. kalau masalah lahan? sudahlah .. itu masalah klasik bang.. makannya kita sekolah untuk berfikir bagaimana memecahkan masalah. value added kecil???? ya pikirin dong gimana caranya biar jadi gede'. sehausnya kita capek, untuk makan aja susah...
mau tak mau terus menerus meng impor dan mengimpor produk-produk pertanian yang sebenarnya kita bisa produksi sendiri.
itulah bangsa ini, instentif kecil, lari...
sudah termakan otak orang-orang barat.
rasa nasionalisme sudah terbang..
boro-boro mikirin bangsa..
lihat sekarang harga cabe naik, pupuk mahal, beras dan susu impor.. mau terus kaya gini? hello....

jika para ekonom pada bidangnya masing-masing membangun ekonomi pada lini atas, duduk di bangku moneter dan fiskal, di sektor perbankan, dan badan-badan keuangan. aku cukup menjadi pondasi untuk tegaknya perekonomian indonesia. ini mungkin adalah mimpi, tapi setidaknya aku pernah bermimpi dari hal yang paling kecil untuk mendapat hal yang paling besar. meskipun aku tidak akan mampu menciptakan pertumbuhan yang signifikan untuk indonesia setidakanya aku mampu membangun dan menciptakan pertumbuhan yang signifikan pada perekonomian keluargaku atau daerahku. dengan cara apa? dengan acara aku menjadi petani yang bukan sembarang petani. tapi adalah pengusaha dibidang pertanian. dengan pola padat karya, aku akan menciptakan lapangan kerja . ingat! tanpa petani presiden pun mau makan apa????????

untuk itu dari sekarang.. aku sudah belajar..
bagaimana rasanya berpanas-panasan disawah. berkotor-kotoran di ladang.. itu semua aku sudah merasakannya. dan terus ingin merasakannya :)





No comments:

Followers