Wednesday, June 16, 2010

kata papa : jadi bupati bukan untuk ambisi pribadi tapi untuk PERUBAHAN.


Mungkin sebagai seorang anak aku pantas untuk was-was, takut, senang, bangga dan perasaan lainnya yang terkadang mengganggu kosentrasiku. Karena yang aku tahu sosok seorang papa ku ini adalah sosok yang PANTANG MENYERAH, jika ia sudah berkata “ya!' sulit untuk merubahnya lagi. Keinginanny ingin menjadi bupati sudah ku ketahui sejak lama. ketika aku duduk di bangku SMA, beliau juga pernah dilamar salah satu cabup 5 tahun silam, tapi ia menolak.Hal ini disebabkan beberapa hal dan dari keluarga sendiri juga tidak setuju. Pada saat itu papa juga masih menjabat sebagai kepala sekolah SMK Negeri 1 Karimun. Lalu sekarang papa pindah menjadi Sekretaris DISNAKER Karimun. Pada pertengahan tahun 2009 ia sudah mulai mengungkapkan keinginannya yang semakin kuat untuk menjadi bupati. Hal itu mulai aku rasakan ketika saat kami berkeliling karimun, atau menghadiri acara tertentu, disaat ia atau aku melihat sesuatu yang salah atau nampak tak beres ia selalu bergumam "kalau papa yang jadi bupati pasti papa akan .............. (solusi yang pasti dan benar menurutnya dan aku cukup bisa menangkap kelogisan solusi yang diberinya)" .
Aku mendukung jika papa ku ingin maju, hanya saja sebagai anak, manusiawi jika aku berpikir dari mana papa mau cari dana untuk biaya kampanye dan sebagainya, apalagi saingannya nanti memang orang yang sudah berkepunyaan. Jujur saja banyak orang menganggap kami orang kaya,, yah... mungkin karena rumah kami besar atau dari sudut lainnya.Padahal rumah itu juga di atas tanah warisan dan yang membangun rumah itu juga bukan membayar orang hingga berjuta-juta. Rumah kami ini dibangun oleh tangan papa dan beberapa guru STM dan abang-abang yang sering kumpul dirumah, makannya rumah ini jadinya sepreti ini agak “tak jelas”(he..he..) Tapi dibalik perkiraan orang-orang itu, papa adalah aktor monopoli yang mencari nafkah untuk membiayai seluruh kebutuhan 1 orang istri dan 3 orang anak perempuan. Uang jajan ku saja hanya 1 juta perbulan. Banyak teman-teman dari karimun juga kuliah di Bandung yang tidak percaya hingga mengatakan " masak anak Dali jajan segitu?’ mau aku apakan lagi,memang aku jajan hanya segitu,untuk cukup makan saja, apalagi dikota bandung,yang butuh biaya tinggi, mungkin maksud teman-temanku itu seharusnya untuk seorang anak pak Dali mendapatkan jajan yang lebih! aku mungkin bersyukur karena aku masih diberikan Allah kesempatan meraih beasiswa daerah, sehingga berkuranglah beban papa. Karena pengeluaran papa benar-benar MURNI GAJI nya.
Kembali ke cerita keinginan papa menjadi CABUP,selama ini papa memang berniat MERUBAH KAMPUNG nya ini, papa memang asli orang KARIMUN, beliau lahir di Sungai Pasir dirumah gubuk yang ada di depan rumah ku sekarang ini. keinginannya itu tidak hanya mimpi belaka tapi sudah TERBUKTI. Wujud nyatanya tersebut dapat di lihat Adanya STM di Karimun pada tahun 2000. ia yang merancang dan mengajukan pembangunan SMK N 1 itu pada saat Pak Sani yang waktu itu menjabat Sebagai bupati, yang aku tahu papa sampai-sampai MENGORBANKAN PERGI KE JERMAN (urusan akademis)demi terwujudnya STM DI Karimun. Dan yang tercetus dari bibirnya adalah “jika papa ke jerman kapan-kapan papa bisa jika papa ada uang, tapi untuk membangun Kampung papa,kapan lagi”. Akhirnya karena papa langsung yang ditunjuk oleh bupati karimun saat itu(Pak Sani) kami sekeluarga pindah ke Karimun yang sebelumnya di Tg.Pinang. Aku mendengar cerita dari nenek kalau keinginan papa dulunya untuk bersekolah sangat tinggi. Diantara saudaranya, memang hanya papa yang menamatkan sekolah hingga ke jenjang perguruan tinggi dan sekarang proses pencapaian gelar s3 di UNTAG Surabaya. Abang papa hanya menamatkan SMP dan Kakak papa hanya sampai SD. Papa lah sebagai anak bungsu yang berkeinginan kuat untuk sekolah meskipun waktu itu papa berasal dari keluarga orang tidak mampu, hingga ia merantau Ke tanjung pinang dan sekolah di STM pun dengan modal nekat dan uang hanya beberapa ribu saja. Setelah sukses ia mendapat beasiswa, sekolah disana-sini, kerja menjadi Guru di tanjung pinang dan akhirnya sebagai janji putra daerah ia pun kembali ke kampung halamannya, tak lain tak bukan adalah sekedar SEMANGAT PUTRA DAERAH YANG BERDEDIKASI UNTUK MEMBANGUN KAMPUNGNYA SENDIRI. STM karimun adalah bukti kecil keinginannya terhadap PERUBAHAN sekarang ia sudah menggelinding menjadi bola salju yang besar dan memuncak hasratnya terhadap perubahan, keinginannya menjadi bupati ‘tak lain tak bukan’ Cuma untuk PERUBAHAN. Mungkin aku juga kurang paham, dengan apa yang ingin dirubah, mungkin aku masih ingusan masalah politik dan masalah pemerintahan serta birokrasi dan masalah lainnya. Tapi yang aku tahu dan pernah terbaca dari artikel tentang ” Peningkatan Daya Saing Internasiional
Dalam Perspektif Good Governance” bahwa karimun mendapat predikat tata kelola ekonomi daerah yang terburuk di KEPRI yaitu sebesar 56,6 dan yang terbaik adalah Kab. Bintan sebesar 63,6. Sebagai mahasiswi jurusan Ekonomi Studi Pembangunan pastinya aku berharap angka ini berubah, meningkat lebih di atas Bintan atau minimal setara. Karena sebagai generasi penerus aku juga butuh perubahan minimal sebagai anak ekonomi aku ingin angka tadi berubah. Aku yakin papa bisa melakukan itu, sebagai anak,aku mengenal beliau dekat, aku tahu dia itu pintar, “public speaking” nya jangan diragukan lagi, kreatif,solutif, tegas,berwibawa, dan dia selalu jadi inspirasi untuk aku terus bercita-cita menjadi orang sukses nantinya. Yang pasti papa tidak akan mau mendapatkan segala apa yang dia inginkan dengan jalan YANG KOTOR atau cara-cara yang kurang baik. Contohnya saja ketika aku mau masuk ke SMA BINAAN, dia tidak memberikan note atau apapun untuk menitipkan namaku. Aku mendaftar sendiri ke sekolah itu. Begitu juga dengan adikku yang nomor dua. Papa mengatakan “ papa tak mau minta-minta tolong dengan orang macam tu, itu bukan papa kalau minta-minta tolong macam gitu. Kalau tak bise, tak usah daftar disitu lah cari tempat lain aje”. Kami sekeluarga di didik mandiri dari kecil, jika tidak mampu tidak usah dipaksakan kami bebas menentukan jalan hidup kami, mau masuk IPA tau IPS , mau Kuliah atau Tidak, mau langsung nikah juga boleh mungkin. Tapi sejauh ia memberikan kebebasan dia tetap memberikan arahan dan bimbingan agar kami tak salah arah.Menurutku papa orang yang paling DEMOKRATIS.
Mungkin aku agak pesismis dengan terwujudnya papa jadi bupati, karena aku tahu siapa lawannya. Orang yang cukup kuat ,orang besar dan namanya sudah dikenal banyak masyarakat karimun. Namun hal itu segera kutepis jauh-jauh kubuang dan takkan kuambil lagi, sekarang 10000000 % aku yakin papa bisa! Semoga masyarakat karimun percaya kepada Papa( MUHAMMAD DALI) Sebagai Bupati 2011-2016 seperti aku percaya kepadanya. Disela sela bersantai aku pernah mencetuskan gurauan"pa kalau papa jadi bupati tinggal dirumah dinas taman bunga lah ya’, rumah ni siapa yang tinggal" dan papa menjawab " tak sedikitpun papa mikir kesana karena papa nak jadi bupati bukan untuk ambisi, bukan untuk kesenangan pribadi tapi untuk Karimun ini BERUBAH'. Aku berani menjamin jika karimun akan lebih baik apabila ditangan beliau. Meskipun PAPA BUKAN ORANG BESAR TAPI PAPA ADALAH ORANG YANG MEMPUNYAI KEINGINAN dan KEMAMPUAN BESAR UNTUK PERUBAHAN KARIMUN. Itulah yang aku tahu. Sebagai anak yang sudah mampu berfikir aku hanya bisa menumpahkan segala ruah jiwa yang aku punya kedalam sebuah tulisan ini.


karya : Mirza Ayunda Pratiwi

(maaf kepada papa karena tidak izin dulu untuk mempublish tulisan ini)

1 comment:

SUKENDRO said...

nambah sikit....
...ADALAH ORANG YANG MEMPUNYAI KEINGINAN dan KEMAMPUAN BESAR TERHADAP PERUBAHAN KARIMUN.

Followers